Senin, 17 September 2012

Struktur BETON


BAB I
PENDAHULUAN

Tersedianya bermacam-macam bahan bangunan saat ini, serta munculnya berbagai macam bahan bangunan yang baru tidak terlepas dari berkembangnya pembangunan di masa kini yang menyediakan berbagai ragam alternatif pemilihan bahan bangunan dalam meng-konstruksi-kan gedung.

  STRUKTUR BANGUNAN
Pada dasarnya struktur sebuah bangunan dikategorikan menjadi 2:  
·         Engineering
·         Non Engineering
Struktur engineering adalah bangunan yang dalam perencanaan, pembangunan dan pengawasanya dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya. Non engineering struktur adalah bangunan yang dibangun tidak berdasarkan spesifikasi teknik dan masih menggunakan metode tradisional dalam pembangunannya. Diantara kedua kategori tersebut terdapat bangunan yang dikategorikan semi engineering, tapi biasanya struktur semi engineering digolongkan kedalam kelas non engineering, oleh karena itu bangunan non teknis adalah perpaduan antara struktur semi enginering dan non enginering (Makalah Workshop Internasional, CEEDEDS,UII)
         Ada empat bahan struktur utama yaitu pasangan bata, kayu, baja, dan beton bertulang. Penggunaan beton sebagai bahan bangunan seakan sudah menjadi suatu hal yang integral dalam setiap  pelaksanaan pembangunan. Selain mudah didapat, kemudahan dalam penggunaannya juga menjadi faktor utama dalam pemilihan bahan tersebut.
         Proses pembuatan bahan dan pembentukannya menjadi elemen struktur mempunyai peranan dalam penentuan bentuk elemen yang cocok. Aspek-aspek mengenai pengaruh sifat bahan pada geometri struktur beton akan dibahas di sini.

BAB II
DESKRIPSI BETON
Bahan bangunan digolongkan menurut penggunaan bahan mentah dan transformasinya sebagai berikut:
Ø  Bahan bangunan yang dapat dibudidaykan kembali. Yaitu bahan nabati seperti kayu, rotan, rumbia, dll.
Ø  Bahan bangunan alam yang dapat digunakan kembali. Seperti: tanah, tanah liat, batu kali, lempung, kapur, dsb.
Ø  Bahan bangunan buatan yang dapat digunakan kembali. Ialah bahan bangunan yang didapat sebagai pembuangan industri dalam bentuk mobil bekas, serbuk kayu, kaca, seng, dll.
Ø  Bahan bangunan alam yang mengalami perubahan transformasi sederhana, seperti: batu buatan (bata merah), dan genting.
Ø  Bahan bangunan yang mengalami beberapa tingkat perubahan transformasi, seperti plastik dan bahan sintesis.
Ø  Bahan bangunan komposit, seperti: beton bertulang, pelat serat semen, beton komposit, cat kimia, perekat dan dempul.

Beton termasuk bahan bangunan yang komposit karena merupakan bahan bangunan yang tercampur menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagikan lagi sebagai bahan bangunan. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai beton.

A. Pengertian Beton
Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.


B. Bahan Baku Pembuatan Beton
·         Semen
Semen merupakan bubuk kering yang berupa partikel-pertikel halus. Dalam pembuatan beton, semen akan dicampur air untuk membentuk pasta. Semen memiliki beberapa tipe yaitu tipe I, II, III, IV dan V. Tipe-tipe semen tersebut diurutkan berdasarkan kekuatan awalnya dalam merekatkan suatu bangunan yang dibentuk. Semen yang digunakan dalam pembutan beton adalah semen hidrolik. Semen hidrolik adalah jenis semen yang bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan massa. Semen hidrolik juga terdiri dari beberapa jenis, seperti semen semen portland, semen portland abu terbang, semen portland putih, dan masih banyak jenis lainnya. Semen portland terbuat dari campuran kalsium, silika, alumunium dan oksida besi. Pada penggunaannya di lapangan, bahan-bahan semen portland dibuat atau ditambahkan dari zat kimia lain.
Contohnya, semen portland abu terbang yang merupakan hasil pemanfaatan kembali dari produksi pembakaran gas.
Proses pembuatan semen portland :                 
Silikat + lime (batu kapur + tanah liat yang digerinda) => dicampur => dibakar => dihaluskan => semen Portland

·         Air
Air juga sangat dibutuhkan dalam pembuatan beton, karena air dapat mempercepat proses kimiawi pada beton. Sehingga dapat memudahakan pengerjaan. Air bermanfaat dalam mencegah penyusutan plastis. Tapi dapat merendahkan permeabilitas dan kekuatan beton.
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan/atau tulangan baja. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat juga diminum. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim contoh air itu ke lembaga penelitian bahan-bahan yang diakui  untuk diselidiki, sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton dan/atau tulangan baja.
Banyaknya air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya. Banyaknya air itu tergantung dari keadaan bahan tambahan, kelembapan bahan tambahan, perbandingan campuran pasir: kerikil dan penggunaan beton. Proporsi air yang sedikit akan memberikan kekuatan pada beton, tetapi kelemasan atau daya kerjanya akan berkurang. Sedang proporsi yang besar akan memberikan kemudahan pengerjaan, tetapi kekuatan hancur beton menjadi rendah. Proporsi ini dinamakan rasio air semen. Sebagai bantuan dapat diperhatikan tabel penentuan banyaknya air per m³ beton sebagai berikut :
Banyak
Air untuk pasir dan
Air untuk pasir dan
semen
kerikil alam yang bulat
kerikil batu pecahan
kg
beton plastis
lembap
beton plastis
lembap
150
160 lt
140 lt
195 lt
180 lt
200
165 lt
145 lt
200 lt
185 lt
250
170 lt
150 lt
205 lt
190 lt
300
175 lt
155 lt
210 lt
195 lt
350
180 lt
160 lt
215 lt
200 lt
    
  Tabel penentuan banyaknya air per m³ beton

Dalam pembuatan beton, semen akan dicampur air untuk membentuk pasta. Fungsi dari pasta ini adalah untuk merekatkan agregat sehingga tidak mudah goyah.
Selain itu, semen juga berfungsi dalam mengeraskan dan membentuk beton agar padat. Proporsi dari kedua campuran semen dan air menentukan sifat-sifat dari beton yang dibentuk. Jumlah pasta pada pembuatan beton sekitar 30-40% dari volume dan berat total beton.


·         Agregat Campuran Halus dan Kasar
Agregat merupakan pengisi beton yang digunakan untuk membuat volume stabil. Selain itu, sifat mekanik dan fisik dari agregat sangat berpengaruh tehadap sifat-sifat beton yang dihasilkan, seperti kuat tekan, kekuatan, durabilitas, berat, dll. Kegunaan agregat pada beton adalah:
      Menghasilkan beton yang murah
      Menimbulkan volume beton yang stabil
      Mencegah abrasi jika beton digunakan pada bangunan laut
Terdapat dua jenis agregat yang digunakan sebagai bahan pembuat beton, yaitu agregat halus dan agregat kasar. Agregat halus adalah pasir, sedangkan agregat kasar adalah kerikil/split. Dalam pembuatan beton agregat mencakup 75% isi beton., sehingga perbandingan campuran antara agregat halus dan kasar amatlah penting dalam menentukan kekuatan beton.
Perbandingan campuran dalam volume antara pasir dan kerikil yang paling baik adalah 1:2 sampai 2:3. Artinya dua kali banyaknya pasir merupakan banyaknya kerikil atau dua bagian pasir dan tiga bagian kerikil. Kemungkinan lain adalah 3:5 atau 5:7 untuk campuran beton yang lebih halus, untuk bagian bangunan yang agak tipis, akan tetapi nilai tekanan yang diperbolehkan harus direduksi sebesar 10%. Jika perbandingan mengandung pasir lebih banyak lagi, kekuatan beton menurun. Jumlah pasta pada pembuatan beton sekitar 60%-70% dari volume dan berat total beton.
Agregat alami dapat diperoleh dari proses pelapukan dan abrasi serta pemecahan pada batuan induk yang lebih besar. Agregat yang baik untuk digunakan adalah agregat yang menyerupai bentuk kubus atau bundar, bersih, keras, kuat, bergradasi baik dan stabil secara kimiawi.

·         Admixture
Admixture atau zat tambahan lainnya adalah bahan yang tidak harus dipakai dalam pembuatan beton, karena dipakai hanya jika ingin mendapatkan suatu jenis beton yang membutuhkan bahan, selain semen dan agregat.
Contoh-contoh zat admixture :
      super-plasticizer : digunakan untuk mengurangi jumlah campuran air
      pembentuk gelembung udara : meninggikan sifat kedap air
      retarder : memperlambat pengerasan, memperpanjang waktu pengerjaan
      bahan warna : memberi bahan warna

C. Pencampuran Beton
Kualitas beton tidak hanya tergantung pada bahan tambahan, air atau kualitas semen Portland, melainkan jkuga pada persiapan beton, yaitu pada cara campuran komponen-komponen dan pada pekerjaan perawatan lanjutan. Sebagai cara campuran beton dikenal dua kemungkinan, yaitu secara pekerjaan tangan, atau secara masinal.


    Mengaduk beton secara adukan tangan
Campuran beton secara pekerjaan tangan, tidak boleh dicampur lebih dari 0.25 m³ sekaligus. Pasir, kerikil, dan semen diaduk dalam keadaan kering di atas lantai yang bersih, paling sedikit tiga kali seperti terlihat pada gambar berikut.
.



Cara mencampur komponen kering dan komponen basah pada beton

Kualitas campuran adukan beton ini mempengaruhi kualitas beton selanjutnya.
    Mengaduk beton secara masinal
Makin lama makin banyak digunakan mesin pengaduk beton untuk menyediakan beton. Pada mesin pengaduk beton didapatkan tiga sistem mengaduk sebagai berikut :

Pada mesin pengaduk beton bolak-balik (biasanya mesin pengaduk beton yang agak besar) tabung pengaduk beton pada kedua ujungnya ada kerucut terpancung sebagai ujung pengisi dan ujung penumpah. Pada bagian dalam tabung pengaduk dipasang perlengkapan penyodok campur yang selalu melemparkan adukan beton ke pertengahan tabung jika diputar dalam jurusan putaran tertentu. Kalau putaran akan dibalik, maka perlengkapan penyodok campur itu akan melemparakan adukan beton ke ujung tabung tersebut dan mengeluarkannya.
Pada mesin pengaduk beton paksaan (biasanya mesin pengaduk beton yang kecil) tabung pengaduk beton tidak bergerak, akan tetapi alat kipas penyodok memutar dan mengaduk campuran beton di dalamnya. Karena pada sistem ini bahan campuran tidak diberi kemungkinan untuk memisahkan lagi diberi nama ‘paksaan’.
Berdasarkan kenyataan ini mesin pengaduk beton paksaan dapat digunakan juga untuk mencapmpur bahan-bahan tanpa semen, seperti kapur, gips, tanah liat, dan sebagainya.
Pada mesin pengaduk beton tumpah pengisisan komponen beton kering dan penuangan dilakukan dengan mengubah kemiringan tabung pengaduk beton. Jika tabung tersebut berdiri tegak, maka pencampuran beton tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar dalam keadaan miring. Cara mesin pengaduk beton tumpah sederhana sekali (karena diciptakan sebagai alat pengaduk mortar) dan sangat umum, terutama sebagai mesin pengaduk beton yang agak kecil. 

D. Pekerjaan Perawatan Beton
Sesudah pengecoran beton selesai, sebenarnya pekerjaan perawatan harus mulai dilakukan. Jika dahulu buruh mengecor beton memukul bekisting sehingga adukan beton mengalir ke dalam sudut-sudut bekisting, pada masa kini digunakan alat getar (vibrator) sehingga beton menjadi padat (membaur merata dan homogen).
Ada dua macam alat getar, yaitu yang bermesin dan berporos lentur yang mengalirkan getaran ke jarum getar, atau dengan jarum yang berisi mesin getar dan hanya memerlukan sambungan kabel listrik.


1) Mesin listrik; 2) Rumah bantalan; 3) Flensa sambungan; 4) Kerangka alat getar; 5) Kabel listrik; 6) Sakelar; 7) Poros lentur; 8) Jarum getar


a)    Massa ketidakseimbangan yang kecil (membutuhkan putaran yang banyak);
b)     Massa ketidakseimbangan yang besar (membutuhkan putaran yang sedikit);
      1) rumah jarum getar dengan titik tengah M;
2) massa ketidakseimbangan dengan titik berat S.

Untuk menggunakan alat getar, seharusnya beton dibuat lebih kering/ akas daripada biasa. Penggetaran harus langsung dilakukan sesudah beton diisi pada bekisting. Penggetaran harus kuat dan sekitar 15-30 detik pada satu tempat sampai permukaan beton mulai melebur. Harus diperhatikan, bahwa jarum alat getar tidak boleh mengenai baja tulangan beton. Bekisting harus lebih kuat dan lebih rapat daripada bekisting untuk beton biasa.
Beton yang baru dicampur dapat digunakan hanya dalam waktu terbatas. Biasanya beton harus dicor dan digetarkan sebelum lewat 2-2.5 jam tergantung suhu udara setempat. Selambat-lambatnya sesudah 7 jam beton mulai dengan pengerasan awal dan sesudah 48 jam (dua hari) beton sudah mencapai 30% kekerasan yang akan diharapkan.
Selama 2 minggu kemudian beton harus diberi perawatan, yaitu perlindungan terhadap sinar panas matahari dan angin. Jika perlu permukaan beton dialiri beberapa kali dan menutupinya dengan kertas, plastik atau papan.
Sesudah sebagian dari bangunan beton dibersihkan dari bekisting (2-3 minggu sesudah pengecoran), jangan terlalu cepat dicat dengan cat yang mengandung oli yang dapat merusak permukaan beton tersebut.
Biasanya dipercaya bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama & akhirnya membentuk material seperti-batu.