Selasa, 01 November 2011

Praktik kerja batu Beton

BAB II
PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1 Pengukuran
Pengukuran merupakan awal yang sangat menentukan dalam perencanaan suatu bangunan. Hal ini penting untuk menentukan batas-batas  wilayah/lahan yang akan dipakai sebagai lahan proyek.Yang paling penting dalam pengukuran adalah ketelitian, ketepatan tiap titik (As bangunan), dan kesikuan penarikan garis.
Alat dan bahan:
  1. Martil                                                 
  2. Meteran                                               
  3. Alat penyipat datar (Selang air)             
  4. Siku                                                     
  5. Benang 
  6. Pensil 
  7. Gergaji 
  8. Papan 2/20 dan kaso 5/7  
  9. Palu               
  10. Paku                             
Langkah kerja:
  1. Penentuan garis As pasangan bangunan
    1. Pasang patok-patok dengan jarak  yang dilebihkan 0,5 – 1 meter dari as yang dibuat
    2. Setelah terpasang patok semua, tunjuk satu patok yang akan dijadikan acuan
    3. Timbanglah dari patok satu ke patok yang lain dengan menggunakan water pas dan diberi tanda garis pada patok
  2. Pemasangan Papan bouwplank (Papan bangunan)
a.     Papan bangunan dapat dibuat terusan maka sambungan papan bangunan supaya dijatuhkan pada sumbu patok supaya karak patok diperhitungkan terhadap papan yang kan dipergunkan papan bangunan sedang apabila papan bangunan dibuat setempat artinya hanya menurut kedudukan sumbu dinding tembok maka jarak patok dapat diambil + 1,5 m.
b.  Pekerjaan selanjutnya adalah menentukan letaknya titik-titik pada papan bangunan yang masing-masing menunujukan sumbu dinding tembok, agar supaya titik-titik sumbu terlihat jelas, maka harus dipasang paku kemudian di cat membentuk anak panah atau segi tiga.
c.    Petemukan tiap titik dengan penarikan benang dan harus benar-benar siku (cek dengan siku).


2.2 Pekerjaan pondasi dan sloof
            Pondasi batu kali adalah bagian konstruksi batu kali yang paling bawah untuk menyalurkan beban yang ada diatasnya ke tanah. Pondasi berfungsi menjaga kestabilan bangunan, turunnya bangunan pada setiap tempat sama besar sehingga tidak akan terjadi pecah-pecah.
            Adapun langkah pengerjaannya sebagai berikut:
  1. Terlebih dahulu buatlah profil dari kayu dengan bentuk trapesium
  2. Pasangkan profil pada sudut-sudut galian, pertemuan dan persilangan atau pada tempat yang tarikan benannya selalu dalam keadaan tegang.
  3. Urugkan pasir pada dasar pondasi setebal + 10 cm
  4. Panjang batu kosong isi dengan pasir pada celah-celah batu kosong
  5. Siram dengan air sampai penuh
  6. Buatlah adukan dengan perbandingan yang telah ditentukan
  7. Tarik benang antara profil-profil tersebut
  8. Pasang batu kali dengan pedoman benang dari tarikan profil
  9. Setelah selesai pemasangan batu kali dilanjutkan dengan pemasangan sloof beton, dengan terlebih dahulu membuat cetakan (bekisting)
  10. Pasang tulangan yang sudah dibuat diatas pondasi kemudian pasangka cetakan sloof pada tulangan beton kemudian supaya cetakan tidak berubah ukurannya, papan cetakan yang kiri dengan yang kanan dihubungkan dengan kayu lalu dipaku, dengan jarak diatur sesuai dengan panjangnya cetakan
  11. Siaram cetakan sloof tersenut dengan air sampai semuanya basah, dan siram juga untuk bahan adukannya seperti kerikil dan pasir sampai jenuh air.Kemudian buat campuran adukan untuk sloof dengan perandingan sesuai denga yang direncanakan
  12. Lakukan pengecoran sepanjang pemasangan sloof, dengan ditusuk-tusuk pakai besi supaya adukan sloof beton padat
  13. Bekisting boleh dibuka selam 28 hari
            Ukuran sloof yang biasa dipakai adalah 15 x 15 cm engan dimensi tulangan 12 x 12 cm dan tebal selimut beton 3 cm.


2.3 Pengerjaan Pasangan dinding (Kolom dan Kusen)
IKATAN SETENGAH BATA MEMANJANG
Langkah Kerja
1.      Persiapan
            Mempersiakan alat dan bahan :
  1. Martil dan palu                                   
  2. Meteran                                               
  3. Cangkul                                            
  4. Siku                                                    
  5. Benang                                               
  6. Paku                                                  
  7. Unting-unting                                      
  8. Sendok Tembok  
  9. Unting-unting  
  10. Sendok tembok 
  11. Ember        
  12. Pasir         
  13. Sepatu both 
  14. Helm  
  15. Alat penyipat datar           
  16. Linggis     

  1. Pengerjaan
  • Pasanglah patok sesuai demgan ukuran yamg telah ditentukan dengan palu
  • Setelah pemasangan patok selesai periksalah ketegakan patok dengan unting-unting atau waterpas batang
  • Ikatlah benang dari patok ke patok di bagian tiang bawah patok kira-kira tinggi bata ditambah spesi dari muka tanah
  • Timbanglah benang tersebut kedatarannya dengan waterpas batang
  • Tuanglah adukan sesuai diatas permukaan tanah
  • Pasanglah yang pertama yaitu bata utuh pada lapis dengan acuan salah satu sudut sisi menempel pada benang dan dilanjutkan pemasangannya pada lapis 1 sesuai jumlah bata yang ditentukan dalam gambar kerja
  • Setelah selesai lapis satu,periksalah kembali kedatarannya antar bata dengan waterpas
  • Setelah lapis satu selesai selanjutnya naikanlah benang tadi pada patok ukur sesuai jarak yang ditentukan (tinggi bata + tebal spesi)
  • Pasanglah adukan spesi diatas lapis satu sesuai kebutuhan kemudian langsung pasang bata dengan salah satu sudut  sisinya menempel pada bemnang  lalu periksa kedatarannya.lakukan sampai lapis kelima
              Pembuatan adukan
              Campuran adukan pasir dan kapur 1 : 10
a.       Mencampurkan kapur dan pasir (dengan metode kering)aduk hingga rata
b.      Membuat semacam kolaman pada campuran adukan dan semen tadi
c.       Masukan air pada kolam tersebut aduk-aduk hingga rata sampai kelihatan pulen

IKATAN SETENGAH BATA MENYIKU
 Alat dan Bahan
    1. Martil dan palu                       
    2. Meteran                                  
    3. Roda dorong                          
    4. Siku                                        
    5. Benang                                   
    6. Paku                                       
    7. waterpas selang                      
    8. waterpas batang                      
    9. Unting-unting                        
    10. Pensil Bangunan  
    11. Sikup      
    12. Sepatu both   
    13. Helm   
    14. Sendok tembok 
    15. Ember  
    16. Pasir 
    17. Kapur+air 
    18. Patok 
    19. Wearpak     
    20. Kaos tangan
Penentuan penempatan patok dan benang acuan
  • Memasang patok pertama dan kedua dengan jarak sesuai kebutuhan ataupun sesuai dengan gambar kerja
  • Memasang benang dari patok satu sampai patok kedua
  • Memasang patok ketiga dan keempat dengan jarak yang telah ditentukan
  • Memasang benang dari patok ketiga sampai keempat sehingga akhirnya sampai membentuk persilangan yang menyiku
  • Saat selesai pemasangan patok dan benang , periksa kemmbali kesikuannya dengan menggunakan siku rangka
  •  Menentukan bagian manakah yang akan disikukan
Pembuatan adukan
              Campuran adukan pasir dan kapur 1 : 10
a. Mencampurkan kapur dan pasir (dengan metode kering)aduk hingga rata
b.  Membuat semacam kolaman pada campuran adukan dan semen tadi
c.   Masukan air pada kolam tersebut aduk-aduk hingga rata sampai kelihatan pulen
d.    Membasahi bata dengan air agar bata tidak cepat kering
Kegiatan Pemasangan bata
a) Memasang bata pada jalur pertama untuk lapis pertama sesuai acuan benang yang telah direntangkan dari patok ke patok dengan kebutuhan sesuai dengan gambar kerja
b)  Memasang bata pada jalur kedua untuk lapis pertama sesuai acuan benang yang telah direntangkan dari patok ke patok dengan kebutuhan sesuai dengan gambar kerja sampai bertemu disuatu titik sehingga terbentuk pasangan bata siku dan tidak lupa menggunakan  bata ½ pada bagian ujung tiap lapis
c)    Memeriksa kebersihan dan kerapihan spesi baik tegak maupun spesi mendatar
d)    Memeriksa kesikuan jalur pertama dengan jalur kedua dengan menggunakan siku
e)   Selanjutnya melakukan pemasangan bata lapis kedua sesuai dengan langkah-langkah seperti diatas
f)     Mengukur kembali ketegakan pasangan dengan menggunakan waterpass batang

IKATAN SETENGAH BATA MENYUDUT
Alat dan bahan
  1.  Martil dan palu               
  2. Meteran                          
  3. Roda dorong                   
  4. Siku                                
  5. Benang                           
  6. Paku                               
  7. waterpas selang             
  8. waterpas batang             
  9. Unting-unting                  
  10. Pensil Bangunan 
  11. Sikup   
  12. Sepatu both   
  13. Helm   
  14. Sendok Tembok
  15. Ember
  16. Pasir   
  17. Kapur+air
  18. Patok
  19. Wear pack
  20. Kaos tangan
Penentuan penempatan patok dan benang acuan
a.  Memasang patok pertama dan kedua dengan jarak sesuai kebutuhan ataupun sesuai dengan gambar kerja
b.   Memasang benang dari patok satu sampai patok kedua
c.    Memasang patok ketiga dan keempat dengan jarak yang telah ditentukan
d.   Memasang benang dari patok ketiga sampai keempat sehingga akhirnya sampai membentuk persilangan yang menyiku
e.   Saat selesai pemasangan patok dan benang , periksa kemmbali kesikuannya dengan menggunakan siku rangka
Pembuatan adukan
              Campuran adukan pasir dan kapur 1 : 10
a.  Mencampurkan kapur dan pasir (dengan metode kering)aduk hingga rata
b.  Membuat semacam kolaman pada campuran adukan dan semen tadi
c.  Masukan air pada kolam tersebut aduk-aduk hingga rata sampai kelihatan pulen
d . Membasahi bata dengan air agar bata tidak cepat kering

Kegiatan Pemasangan bata
  1. Memasang bata pada jalur pertama untuk lapis pertama sesuai acuan benangyang telah direntangkan dari patok ke patok dengan kebutuhan sesuai dengan gambar kerja
  2. Memasang bata pada jalur kedua untuk lapis pertama sesuai acuan benangyang telah direntangkan dari patok ke patok dengan kebutuhan sesuai dengan gambar kerja sampai bertemu disuatu titik sehingga terbentuk pasangan bata siku dan tidak lupa menggunakan bata 1/3  pada bagian tengah tiap lapis
  3. Memeriksa kedataran setiap bata ke bata dengan waterpass batang
  4. Memeriksa kebersihan dan kerapihan spesi naik itu spesi tegak maupun spesi yang mendatar
  5. Memeriksa kesikuan jalur pertama dengan jalur kedua sesuai dengan siku-siku
  6. Selanjutnya melakukan pemasangan bata lapis kedua sesuai dengan langkah diatas
  7. Mengukur kembali ketegajkan pasangan dengan menggunakan waterpass batang
  8. Melakukan pekerjaan sampai lapis terakhir
  9. Memeriksa kembali hasil pekerjaan sesuai dengan gambar kerja yang dtetapkan baik itu ketegakan, kerapian siar, kedataran dan kebersihan area sekitar lokasi pekerjaan
Pekerjaan Kolom dan Kusen
Pekerjaan Kusen
  1. Ketentuan pemasangan kosen pintu dan jendela
            Dalam pemasangan kosen pintu dan jendela mempunyai syarat-syarat tertentu antara lain:
  1. Kosen pintu dan jendela harus dipasang dalam keadaan benar-benar vertikal
  2. Pemasangan harus benar-benar kokoh dan kuat
  3. Kosen pintu biasanya didirikan di atas sloof atau rolagh
  4. Kosen pintu diapsang dekat dengan sudut atau pertemuan dinding tembok
  5. Dipasang pada posisi yang telah direncanakan
  1. Pemasangan Kosen Pintu pada dinding bata
            Sebelum mulai pemasangan kosen perlu diketahui membukanya daun pintu terlebih dahulu. Hal ini sangat penting karena hubungannya dengan pesanan dan pemasangan engsel menurut cara membukanya daun pintu dapat dibedakan menjadi dua yaitu membuka ke kiri dan ke kanan.
  1. Langkah kerja
Adapun langkah pekerjaannya sebagia berikut:
  1. Pasang kusen pintu pada tempat yang telah ditentukan untuk pemasangan kusen pintu
  2. Pasang unting-unting pada kusen pintu untuk ketegakan pemasangan kusen
  3. Setelah kusen pintu tegak pasang profil sebagai penyangga pada kusen bagian luar dan dalam supaya ketegakan kusen tidak berubah
  4. Waterpas bagian atas kusen dengan alat penyipat datar
  5. Pasang angkur pada kusen untuk hubungan pada pasangan bata   
          Fungsi utama kolom yaitu untuk menyalurkan beban yang ada diatasnya kepada sloof atau langsung ke pondasi. Adapun fungsi kolom yang lain yaitu untuk mengikat pasangan dinding bata. 
A. Langkah Pengecoran Kolom
Adapun langkah pengecoran kolom beton:
  1. Pasang tulangan kolm beton yang sudah dibuat, dihubungkan pada kolom beton yang sudah dibuat sebagai langkah awal
  2. Pasang pada tulangan kolom beton pada bagian bawah, tengah dan atas potongan kayu untuk lindungan beton
  3. Pasang bekisting yang telah dibuat tegakan dengan untuing-unting
  4. Unutk celah-celah bekisting ditutupi dengan bekas kertas smen atau bisa juga pakai plastik
  5. Siaram kolom beton tersebut dengan air sampai jenuh air
  6. Buat campuran adukan beton denga perbandinagan yang telah direncanakan terlebih dahulu untuk bahan adukannya seperti kerikil, pasir, disiram sampai jenuh air
  7. setelah adukan dibuat  tuangan adukan pada cetakan kolom beton dan untuk memadatkan pengecoran ditusuk-tusuk pakai besi Ø 10 sebanyak 25 kali tusukan
  8. Lakukan pengecoran sampai batas ketinggian kolom
  9. Cetakan kolom beton bisa dibuka sampai batas waktu 28 hari
Berdasarkan pengamatan di lapangan pada proses pembuatan kolom beton dan pengecorannya sejalan dengan teori namun pada batas waktu cetakan kolom dibuka selam 7 hari dan hasil cetaknnya masih terlihat basah.Tulangan pokok yang dipakai Ø 19 dan tulangan begelnya Ø 10 dengan ukuran kolom 35 x 60 cm, dengan campuran adukan 1 : 2: 3
2.4 Pekerjaan Ring Balk
Alat dan bahan:
  1. Gergaji baja                                        
  2. Kunci Penggembok                           
  3. Meteran dan unting-unting                
  4. Gegep                                                  
  5. Palu kayu                                           
  6. Gergaji kayu                                       
  7. Pacul   
  8. Ember adukan
  9. Besi tulangan Ø 6, 10 mm
  10. Kawat tulangan
  11. Papan tulangan
  12. Semen
  13. Agregat (pasir dan kerikil)
  14. Paku
Langkah pengerjaan
1. Pembesian
    1. Potong tulangan sesuai dimensi ukuran (12 cm x 12 cm)
    2. Lakukan pembengkokan dan penyetelen tulangan dengan kawat tulangan
    3. Pasang tulangan yang sudah dirakit sesuai peruntukan , baik untuk tulangan                       sloof beton, kolom beton/ praktis maupun pada pekerjaan ring balk
2. Pembuatan Bekisting
    1. Siapkan kayu yang digunakan (kayu dan papan dari kaso)
    2. Potong sesuai dengan ukuran beton bertulang
    3. Pasang bekisting dengan cara disesuaikan dengan pekerjaan sebelum dan                            sesudahnya (pas. dinding) dengan memperhatikan kekuatannya
3. Pekerjaan pengecoran beton
    1. Siapkan adukan beton bertulang dengan perbandingan sesuai yang                                      direncanakan
    2. Lakukan pengecekan bekisting dan tulangan sebelum pengecoran
    3. Lakukan pengecoran dengan memperhatikan kepadatan adukan beton pada                        bekisting dan upayakan tidak ada rongga kosong
    4. Upayakan air semen pada beton bertulang tidak keluar dari adukan waktu                           pengecoran yang berakibat pada penurunan kualitas beton
    5. Pada pekerjaan sloof, bekisting bisa dibuka 1 minggu setelah pengecoran dan                     dilanjutkan dengan pasangan dinding
    6. Pada pekerjaan ring balk, dilakukan setelah pasangan dinding bata selesai


2.5 Pekerjaan Plesteran /Acian
Macam-macam permukaan dinding yang akan diplester dapat berupa dinding bata, dinding batako, didnding batu,dan lain-lain:
  1. Permukaan dinding yang akan diplester terlebih dahulu harus dibersihkan dari bahan-bahan organik yang akan mengurangi daya rekat plesteran terhadap pasangan bata. Siramlah terlebih dahulu dinding  tembok yang akan diplester dengan air yang cukup tetapi tidak sampai jenuh air supaya adukan menempel pada dinding tembok.
  2. Buat adukan sesuai dengan campuran yang direncanakan, kemudian buatlah kop (kepala)sebagai acuan pemasangan plesteran yang dipasang pada dinding pasangan bata  baik secara horizontal maupun secara vertikal. Tebalnya kop yang baik yaitu kurang lebih 1 cm. Jarak kop daitur sesuai luas dinding yangakan diplester. Kop ini bisa dibuat dari bambu atau dari adukan dan biarkan sampai kering.
  3. Kemudian isi tiap-tiap jarak kop dengan adukan, lalu ratakan dengan kayu atau roskam.
Langkah kerja pengacian:
  1. Siapkan seperangkat alat pengacian
  2. Siapkan bahan acian diatas meja plesteran
  3. Sipakan permukaan dengan cara membasahi permukaan plesetran dengan air secukupnya diikuti dengan menggunakan roskam kayu.
  4. Gunakan roskam baja dan hawk untuk pengambilan bahan acian
  5. Hamparkan tipis-tipis bahan acian pada permukaan plesteran bagian sebelah kiri dimulai dari bawah
  6. Lakukan pengamplasan acian pada bagian yang belum tertutup ddengan bahan acian, diusahakan ketebalannya sama
  7. Ratakan permukaan acian dengan menggunakn kayu cara merata dengan gerakan melingkar
  8. Haluskan permukaan acian dengan menggunakan roskam baja dengan cara menekannya ke atas atau ke bawah sejauh jangkauan tangan bila perlu percikan air dengan kuas untuk menghaluskannya.

2.6 Pekerjaan Keramik  dinding dan lantai
Pekerjaan keramik dinding
  Untuk pemasangan keramik dinding yang baik maka diperlukan ketenetuan yang harus diikuti:
  1. Pasangan keramik dinding harus kuat
  2. Keramik dinding harus tegak dan rata
  3. Keramik dinding jika dipasang dalam satu bidang harus merupakan satu bidang yang rata
  4. Jika diperlukan pemotongan maka potongan harus ditempatkan di sebelah kiri dan kanan yang seimbang
  5. Pasangan keramik dinding harus rapi
Langkah pemasangan:
Adapun langkah pekerjaannya diantaranya:
  1. Pemasangan dimulai dari atas, maka pasanglah patok (paku) empat titik , vertkal dan horizontal
  2. Kemudian pasang unting-unting pada patok untuk mencari ketegakan lalu setelah tegak tarik benang dari patok ke patok dengan posisi menyilang
  3. Permukaan dinding yang akan diapasangi keramik harus kasar supaya keramik tersebut menempel
  4. Pemasangan dimulai dari atas lalu ke bawah dengan dipasangi paku pada setiap siarnya
  5. Setelah pemasangan keramik selesai, rapikan siar dengan acian semen dengan diratakan pakai roskam, lalu di lap sampai bersih
Pemasangan keramik lantai
Di dalam pemasangan keramik lantai agar mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan persyaratan tertentu yaitu:
  1. Pekerjaan pemasangan keramik lantai dimulai apabila semua pekerjaan di atasnya sudah selesai misal pemasangan rangka atap, plesteran dan langit-langit
  2. Pekerjaan dibawah lantai seperti pemasangan pipa tanah, pipa gas, dan pekerjaan lainnya yang dibawah tanah sudah selesai
  3. Keramik setelah dipasang harus benar-benar rata, kuat dan tahan terhadap beban dan injakan yang ada di atasnya
  4. Tahan terhadap lembab serta suhu yang ada di bawahnya dalam segala cuaca tetap sejuk
  5.  Mudah dibersihkan tanpa merusak lantai
Pemasangan Keramik Lantai
Adapun langkah pekerjaannya:
  1. Ratakan permukaan yang akan dipasangi keramik, kemudian pasang patok diujung ruangan sebanyak empat titik, lalu pasangi atau ukur patok dengan selang plastik yang berisi air bersih untuk mencari kedataran, lalu beri tanda
  2. Tarik benang dari tiap patok tersebut kemudian buat As untuk pemasangan yang dimulai dari tengah ruangan yang akan dipasangi keramik.
  3. Pemasangan dimulai dari tengah kemudian waterpas keramik tersebut sebagai acuan buat pemasangan selanjutnya, lalu dipasangi paku pada tiap siarnya, lakukan sampai pemasangan keramik tersebut selesai.
  4. Kemudian buat adonan acian untuk mengisi siar, dengan ditaburkan acian tersebut pada lantai lalu ratakan dengan kafe atau yang terbuat dari sandal jepit.
  5. Untuk menghasilkan pasangan keramik yang indah dan bersih, maka langsung dipel supaya acian tidak menjadi kering dan mengeras.






MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN

MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Media Grafis
Media grafis adalah media visua; yang menyajikan data, idea tau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan symbol/ gambar. Grafis biasanya digunkan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan dapat diingat orang.
Yang termasuk media grafis antara lain :
a.       Grafik, yaitu penyajian data melalui poerpaduan antara angka, garis, dan symbol.
b.      Diagram, yaitu gambaran sedehana yang dirancang untuk memperlihatkan huhubungan timbal balik yang biasanya disajikan melalui garis-garis symbol.
c.       Bagan, yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis, dan symbol yang merupakan ringkasan suatu proses, perkembangan, atau hubungan-hubungan penting.
d.      Sketsa, yaitu gambar yang sedehana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok dari suatu bentuk gambar.
e.      Poster, yaitu sajian kombinasi visual yang jelas, menyolok dan menariik dengan maksud untuk menarik perhatian orang yang lewat.
f.        Papan Flanel, yaitu papan yang berlapis kain flannel untuk menyajikan gambar atau kata-kata yang mudah ditempel dan mudah pula dilepas.
g.       Bulletin Board, yaitu papan biasa tanpa dilapisi kain flannel yang memuat gambar-gambar atau tulisan-tulisan yang langsung ditempelkan dengan menggunkan kem atau alat penempel lainnya.
Kelebihan Media Grafis
a.       Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajkan.
b.      Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
c.       Pembuatannya lebih meudah dan harganya lebih murah.
Kelemahan Media Grafis
a.       Membutuhkan keterampilan khusus dakam pembuatannya, terutama dalam grafis yang sangat kompleks.
b.      Penyajian pesan hanya bersifat visual saja.

2.       Media Bahan Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing atau offset. Media cetak ini menyajikan pesannya melalui huruf-huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan.
Jinis media bahan cetak diantaranya adalah :
a.       Buku teks, yaitu suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun untuk memudahkan  para guru dan siswa dalam upaya mencapa tujuan pembelajaran.  dalam Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan urutan (sequence) dan ruang lingkup (scope) GBPP tiap bidang studi tertentu.
b.      Modul, yaitu suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu  dan didisain sedimikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket modul biasanya memiliki kompenen petunjuk gambar, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran tes.
c.       Bahan Pengajaran Terpogram, yaitu paket program pengajaran individual hamper sama dengan modul. Perbedaannya dengan modul, bahan pengajaran terpogram ini disusun dalm topic-topik kecil untuk setiap bingkai atau halamannya, satu bingkai biasanya berisi informasi yang merupakan bahan ajaran,  pertanyaan, dan balikan/respons dari  pertanyaan bingkai lain.
Kelebihan Media Bahan Cetak
a.       Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak.
b.      Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing.
c.       Dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah dibawa.
d.      Akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan gambar dan warna.
e.      Perbaikan/revisi mudah dilakukan.
Kelemahan Media  Bahan Cetak
a.       Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
b.      Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa utnuk membacanya.
c.       Apabila jilidbdan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobek.

3.       Media Gambar Diam
Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media gambar ini adalah foto.
Kelebihan Media Gambar Diam.
a.       Dibandingkan dengan grafis, media foto ini lebih konkret.
b.      Dapat menunjukan perbandingan yang tepat dari objek yang sebenarnya.
c.       Pembuavertannya mudah dan harganya murah.
Kelemahan Media Bahan Cetak
a.       Biasanya  ukurannya terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar.
b.      Perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi.


4.       Media OHP dan OHT
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhad Projector). OHT terbuat dari bahan rtransparan yang biasannya berukuran 8,5 x 11 inci.
Ada 3 jenis bahan yang dapat digunakan sebagai OHT, yaitu :
a.       Write on film (plastic transparansi), yaitu jenis tranparansi yang dapat ditulis atau digambar secara langsung dengan menggunakan spidol.
b.      PPC transparency film (PPC= Plain Paper Copier), yaitu jenis tranparansi yang dapat diberi tulisan ayau gambar dengan menggunakan mesin photo copy.
c.       Infrared transparancynfilm, yaitu jenis transparansi yang dapat diberi tulis atau gambar dengan menggunakan mesin thermofax.
OHP (Overhead Projektor) adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan program-program transparency pada sebuah layar. Biasanaya alat ini digunakan untuk menggantikan papan tulis.
Ada dua jenis model OHP, yaitu:
a.       OHP Claasroom, yaitu OHP yang dirancang dan dibuat secara permanen untuk disimpan disuatu kelas atau ruangan. Biasanya memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan dengan OHP jenis portable.
b.      OHP Portable, yaitu OHP yang dirancang agar mudah dibawa  kemana-kemana sehingga ukuran dan bobot beratnya lebih ringkas.
Kelebihan Media OHT/OHP
a.       Dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua ukuran ruangan kelas.
b.      Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variatif dan disertai dengan warna-warna yang menarik.
c.       Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan memungkinkan siswa untuk mencatan hal-hal penting.
d.      Tidak memerlukan operator secara khusus dan tidak pula memerlukan penggelapan ruangan.
e.      Dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu yang relatifsingkat.
f.        Progam OHT dapat digunakan berkali-kali.
Kelemahan Media OHT/OHP
a.       Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatannya dan penyajiannya.
b.      OHT dan OHP memerlukan hal yang tidak dapat dipisahkan, karena sebuah gambar dalam kertas biasa tidak bias diproyeksikan melaluiOHP.
c.       Urutan OHTmudah kacau, karena merupakan urutan yang lepas.

5.       Media Opaque Projektor
Opaque Projector atau proyektor atau proyektor tak tembus pandang adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan bahan dan benda-benda yang tidak dapat tembus pandang, seperi buku, foto, dan model-model baik yang dua dimensi maupun yanf tiga dimensi. Berbeda dengan OHP, opaque projector ini tak memerlukan transparansi, tapi memerlukan penggelap[an ruangan. Opaque projector biasanya dapat pula digunakan untuk memproyeksikan film bingkai akan tetapi tidak dilengkapi dengan tape recorder.
Kelebihan dan kelemahan media ini hamper mirip dengan kelemahan dan kelebihan media OHP dan media slide. Oleh karena opaque projector dengan segala karakteristiknya dapat berfungsi sebagai OHP dan slide projector.

6.       Media Slide
Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang disebut dengan proyektor slide. Slide atau film bingkai terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai yang terbuat dari karton plastic. Film positif biasanya digunakan untuk film slide adalah film positif yang ukurannya 35mm dengan ukuran bingkai 2 x 2 inci. Sebuah program slide biasanya terdiri atas beberapa bingkai yang banyaknya tergantung pada banyaknya materi yang akan disampaikan.

Kelebiahn Media Slide
a.       Membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang disampaikan dan dapat dipadukan dengan unsur suara.
b.      Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan gambar yang kongkrit.
c.       Program slide mudah direvisi sesuai dengan kebutukan, karena filmnya terpisah-pisah.
d.      Penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil.
Kelemahan Media Slide
a.       Memerlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikannya.
b.      Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, jika program yang dibuatnya cukup panjang.
c.       Memerlukan biaya yang boleh dikatakan besar.
d.      Hanya dapat menyajikan gambar yang diam (geraknya terbatas walaupun dengan menggunakan lebih dari sebuah proyektor.

7.       Media Filmstrip
Filmstrip atau atau film rangkai/film felang adalah media visual proyeksi diam, yang pada dasarnya hamper sama dengan media slide. Hanya filmstrip ini terdiri atas beberapa film yang merupakan satu kesatuan (merupakan gelang, dimana antara ujung satu dengan ujung yang lainnya bersatu). Jumlah frame atau gambar dari suatu filmstrip ada berjumlah 50 buah dan ada pula berjumlah 75 buah dengan pangjang 100 sampai dengan 130 cm.
Kelebihan filmstrip dibandingkan film slide adalah media filmstrip mudah penggandaannya karena tidak memerlukan bingkai, juga bingkai-bingkai filmstrip tidak akan tertukar karena merupaka satu kesatuan. Akan tetapi pengeditannya/revisi relative agak sukar, karena harus dilakukan di laboratorium sound effect.

8.       Media Radio
Radio adalah media yang cara penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran gelombang elewktromagnetik dari suatu pemancar. Pemberi pesan (penyiar) secara langsung dapat mengkomunikasikan pesan atau informasi melalui suatu alat (mikrofon) yang kemudian diolah dan dipancarkan kesegenap penjuru melalui gelombang elektromagnetik dan penerima pesan dat mendengarkannya melalui pesawat radio.
Kelebihan Media Radio
a.       Memiliki variasi program, yang cukup banyak.
b.      Sifatnya mobile
c.       Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa.
d.      Dapat lebih memusatkan perhaitian siswa terhadap kata, kalimat atau music sehingga sangat cocok digunakan untuk pengajaran bahasa.
e.      Jangkaunnya sangat luas
f.        Harganya relative murah
Kelemahan Media Radio
a.       Sifat komunikasi hanya satu arah
b.      Jika siarannya monoton akan lebih cepat membosankan siswa.
c.       Program siarannya selintas, sehingga tidak bias diulang-ulang dan disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa secara individula
9.       Media Alat Perekam Pita Magnetik
Alat perekam pita magnetic atau kaset tape recorder adalah media yang menyajikan pesannya melalui proses perekaman kaset audio.
Kelebihan
a.       Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan siswa.
b.      Rekaman dapat dihapus dan digunakan kembali
c.       Mengembangkan daya imajinasi siswa
d.      Sangat efektif untuk pembelajaran bahasa
e.      Penggandaan program sangat mudah.

10.   Media Film
Film disebut juga gambar hidup (motion Pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang menyajikan pesan audio visual dan gerak. Oleh karenannya, film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya.
Kelebihan Media Film
a.       Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.
b.      Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses
c.       Mengatasi keterbatasan ruang dan waaktu.
d.      Lebih realistis
e.      Memberikan kesan yang mendalam
Kelemahan Median Film
a.       Harga produksinya cukup mahal
b.      Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.
c.       Memerlukan oprator khusus untuk mengoperasikannya.
d.      Memerlukan penggelapan ruangan.